Macam- Macam Pengolahan Lahan
BAB. I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam sejarah hidup manusia dari tahun ketahun mengalami perubahan yang diikuti pula oleh perubahan kebutuhan bahan makanan pokok. Hal ini dibuktikan dibeberapa daerah yang semula makanan pokoknya ketela, sagu, jagung akhimya beralih makan nasi. Di Indonesia yang sebagian masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petanipun turut mengalami perubahan yang terus meningkat, dimulai dengan penyiapan lahan sampai pasca panen. Tentunya untuk mendapatkan hasil panen yang melimpah diperlukan cara-cara dalam merawat dan mengolah lahan, serta perlunya bibit yang unggul. Awal pengolahan merupakan salah satu hal yang penting, karena merupakan pondasi awal sebelum melakukan kegiatan bercocok tanam. Dengan pengolahan lahan yang baik maka akan diharapkan kondisi tanah menjadi lebih baik. Ditinjau dari tingkat erosi tanah hingga keadaan topografi tanah.
1.2. Tujuan
Tujuan ditulisnya makalah ini yaitu untuk mengetahui macam-macam pengolahan lahan pertanian.
BAB. II
PEMBAHASAN
Lahan adalah merupakan lingkungan fisis dan biotik yang berkaitan dengan daya dukungnyaterhadap perikehidupan dan kesejahteraan hidup manusia. Lingkungan fisis meliputi relief (topografi), iklim, tanah, dan air. Sedangkan lingkungan biotik meliputi hewan, tumbuhan,
dan manusia.Setiap kegiatan pertanian pasti membutuhkan pengolahan lahan. Pengolahan lahan bertujuan mengubah keadaan lahan pertanian dengan alat tertentu hingga memperoleh susunan lahan
( struktur tanah ) yang dikehendaki oleh tanaman. Setiap upaya pengolahan lahan akan menyebabkan terjadinya perubahan sifat-sifat tanah. Tingkat perubahan yang terjadi sangat ditentukan oleh cara atau metode pengolahan tanah. Perubahan sifat tanah akibat pengolahan tanah juga berhubungan dengan seringnya tanah dalam keadaan terbuka, terutama antara 2 musim tanam, sehingga menjadi lebih riskan terhadap, erosi, dan proses iluviasi yang selanjutnya dapat memadatkan tanah. Metode atau cara pengolahan lahan dibagi menjadi dua yaitu secara tradisional (konvensional), dan secara modern.
2.1 Metode Pengolahan Lahan
1. Pengolahan Lahan Secara Konvensional
Pengolahan lahan dengan metode konvensional biasanya dilakukan untuk lahan lahan yang sempit dan memiliki kemiringan tertentu. Metode ini biasanya banyak dilakukan di lingkungan pedesaan yang sebagian masyarakat banyak menggunakan lahannya sebagai lahan persawahan dan tanaman sayuran. Kelebihan dari metode ini yaitu tidak dibutuhkan modal yang cukup besar, karena dilakukan oleh tenaga manual dan biasannya dilakukan secara gotong royong. Tetapi pengolahan lahan dengan system ini banyak menagalami kekurangan, diantaranya membutuhkan waktu yang lama dalam pengerjaannya.
2. Pengolahan Lahan Secara Modern
Pengolahan lahan dengan cara modern biasanya banyak dilakukan untuk tanaman tanaman perkebunan dan memiliki lahan yang luas. Pengolahan lahan dengan cara ini biasannya menggunakan mesin. Pengolahan lahan dengan sistem ini memiliki kelebihan diantaranya lebih cepat dalam proses pengerjaan, serta dapat menghemat waktu penanaman. Kekurangan dari system ini yaitu dibutuhkannya modal yang besar dalam pengupayaannya.
2.2. Macam-macam System Pegolahan Lahan
1. Pengolahan Lahan Sempurna
Pengolahan lahan secara sempurna yaitu pengolahan lahan yang meliputi seluruh kegiatan pengolahan lahan. Dimulai dari awal pembukaan lahan hingga lahan siap untuk ditanami, meliputi pembajakan, pemupukan dan rotary.
2. Olah Lahan Minimum.
Pegolahan lahan dengan olah tanah minimum hanya meliputi pembajakan( tanah diolah, dibalik, kemudian tanah diratakan). Pada pengolahan tanah ini biasanya banyak dilakukan untuk lahan persawahan.
3. Tanpa Olah Tanah(TOT)
Pengolahan lahan pada system ini hanya meliputi penye,protan guna membunuh atau menghilangkan gulma pada lahan, kemudian ditungg hingga gulma mati dan lahan siap untuk ditanami. Pada pengolahan lahan ini biasanya digunakan sisti tajuk dalam proses penanamannya.
Pengolahan lahan juga tentunya harus memperhatikan topografi dan kontur keadaan lahan. Semakin curam keadaan maka akan semakin besar tingkat erosi yang terjadi. Jika tingkat erosi semakin besar maka humus dan zat hara dalam tanah akan semakain banyak hilang. Berikut adalah tingkat kecuraman dan sifat tanah
1. Hampir Datar
Pada topografi ini tanah memiliki sifat diantaranya pengairan baik, mudah diolah ancaman erosi kecil, , tidak terancam banjir. kemampuan menahan air baik, subur, dan respon terhadap pupuk. Pada lahan seperti ini sangat cocok untuk dijadikan sebagai lahan pertanian
2. Lereng Landai
Pada topografi tanah seperti ini memiliki sifat diantaranya struktur tanah kurang baik, ada ancaman erosi, pengolahan harus hati-hati,
3. Lereng Miring
Pada topografi tanah seperti ini memiliki sifat diantaranya baik ditanami untuk tanaman semusim mudah tererosi bergelombang tanahnya padas, kemampuan menahan air rendah.
4. Lereng Miring dan Berbukit
Pada topografi tanah seperti ini memiliki sifat diantaranya lapisan tanah tipis, kemampuan menahan air rendah sangat mudah tererosi dan, sering banjir. kandungan garam natrium tinggi
5. Datar
Pada topografi tanah seperti ini memiliki sifat diantaranya tidak cocok untuk pertanian, selalu tergenang air dan tanahnya berbatu-batu
6.. Lereng Agak Curam
Pada topografi tanah seperti ini memiliki sifat diantaranya tanah berbatu-batu, erosi kuat, tidakcocok untuk pertanian.
7. Lereng Curam
Pada topografi tanah seperti ini memiliki sifat diantaranya tanah berbatu, erosi sangat kuat, perakaran sangat dangkal, hanya untuk padang rumput
8. Lereng Sangat Curam
Pada topografi tanah seperti ini memiliki sifat diantaranya berbatu dan kemampuan menahan air sangat rendah tidak cocok untuk pertanian, lebih sesuai dibiarkan (alami)
BAB. III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan data yang telah ditulis dapat disimpulkan bahwa pngolahan lahan merupakan salah satu faktor penting dalam pertanian, karena pengolahan lahan merupakan proses awal sebelum kegiatan penanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Pardede, James P. 2009. Diversifikasi dan Sentuhan Teknologi Salah Satu Upaya untuk SejahterakanPetani. http://japarde.multiply.com.
Rahayu, Subekti. 2004. Pertanian Ekologis: Keuntungan dan Kendalanya. ICRAF-SEA: Bogor. http://www.leisa.info/index.
Rachmat Kusnadi, Muhammad Oding Rosidi, Sutomo, Geografi SMU I, Bandung:
Grafindo Media Pratama, 1997.
S. Machmudi Alimin, Geografi SMU I, Bandung: Armico, 1994.
Sumadi Sutrijat, Geografi I, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1999.
Dariah, Ai. 2009. Konservasi Tanah pada Lahan Tegalan. Balai Penelitian Tanah: Bogor. http://balittanah.litbang.deptan.go.id.
Mayunar dan Subrata. 2009. Usahatani Padi Sawah Melalui Pendekatan PTT. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten. http://banten.litbang.deptan.go.id.
Post a Comment