Okulasi merupakan salah satu cara perbanyakan
tanaman yang dilakukan dengan menempelkan mata
entres dari satu tanaman ke tanaman sejenis dengan tujuan mendapatkan sifat yang unggul
1. Kesiapan batang bawah
2. Pembuatan jendela okulasi
3. Penyiapan perisai mata okulasi
4. Penempelan perisai mata okulasi
5. Pembalutan
6. Pemeriksaan hasil okulasi
1. Kesiapan Batang Bawah
a. Lilit batang tanaman berkisar 5-7 cm diukur pada
ketinggian 5 cm dari permukaan tanah (photo 3)
b. Tunas ujung dalam keadaan tidur atau daun tua
(photo 2).
2. Pembuatan Jendela Okulasi
Tahapan kegiatan pembuatan jendela okulasi:
1.Batang bawah dibersihkan dari kotoran/ tanah
dengan menggunakan kain lap bersih (photo 4)
2.Batang bawah yang sudah bersih diiris vertikal
(photo 6).
3.Irisan sejajar dibuat dua buah sebanyak 25 batang
dengan ukuran 5-10 cm dari permukaan tanah
(photo 5)
4.Panjang irisan 5-7 cm (photo 9)
5.Lebar irisan 1/3 lilit batang (photo 8)
6.Buatlah potongan melintang di atas irisan vertikal
tadi dan dibukakan sedikit ujungnya untuk bukaan
dari atas dan di bawah irisan vertikal untuk bukaan
dari bawah (photo 8)
7.Penempelan mata dimulai dari batang pertama dan
setelah selesai semua, dimulai lagi membuat irisan
sebanyak 25 batang, demikian seterusnya.
Delabarre 1994 |
3. Pembuatan Perisai Mata Okulasi
Tahapan kegiatan pembuatan perisai mata okulasi
adalah sebagai berikut:
1.Mata yang terbaik untuk calon perisai okulasi
adalah mata yang berada di atas bekas ketiak
daun (photo 1)
2.Perisai mata okulasi dibuat dengan mengiris kayu
entres yang bermata baik, dengan ukuran lebar
1 cm dan panjang 5-7 cm (photo 2).
Delabarre 1994 |
3.Untuk bukaan jendela okulasi dari atas maka posisi
mata pada kayu entres menghadap ke atas
(photo 3)
4.Untuk bukaan dari bawah, posisi mata pada kayu
entres menghadap ke bawah (photo 4)
5.Penyayatan perisai mata okulasi dilakukan dengan
mengikutsertakan sedikit bagian kayu (photo 5 & 6)
6.Lepaskan kulit dari kayu dengan hati-hati dengan
cara menarik bagian kayunya perisai mata harus
diusahakan tidak memar, dan bagian dalam
kulitnya tidak terpegang atau terkena kotoran
(photo 7 & 8)
7.Perisai mata okulasi yang baik adalah perisai mata
yang pada kulit bagian dalam ada titik putih yang
menonjol (photo 9a)
8.Apabila kulit bagian dalam berlubang berarti
mata-nya tertinggal pada bagian kayu dan perisai
ini tidak boleh ditempelkan pada batang bawah
(photo 9b).
Penempelan perisai mata okulasi dilakukan pada batang bawah segera setelah jendela okulasi dibuka
Tahapan kegiatannya adalah sebagai berikut:
1.Setelah perisai mata okulasi disiapkan, secepatnya
jendela okulasi dibuka dan perisai mata dimasukkan ke dalam jendela
balai penelitian sembawa.2003 |
balai penelitian sembawa.2003 |
2.Jendela okulasi ditutup dengan cara menekan bagian
ujung jendela, bersamaan dengan itu bagian ujung
perisai yang dipegang dipotong dan dibuang.
3.Perisai mata okulasi diusahakan tidak bergerak agar
tidak merusak mata.
4.Jendela okulasi yang sudah ditutup langsung dibalut.
5.Pembalutan
1.Ditujukan untuk menciptakan agar perisai mata okulasi
benar-benar menempel ke batang bawah serta
terlindung dari air dan kotoran.
2.Bahan untuk pembalut adalah pita plastik okulasi.
3.Untuk bukaan dari bawah maka pembalutan dimulai
dari bawah, demikian juga sebaliknya.
4.Balutan dilakukan dua kali dan dilebihkan sekitar
2 cm di bagian atas dan bawah jendela okulasi
Delabarre 1994 |
1.Setelah okulasi berumur 2-3 minggu, maka balutan
okulasi dapat dibuka untuk diperiksa keberhasilannya.
2.Balutan dibuka dengan cara mengiris plastik okulasi
dari bawah ke atas, tepat di samping jendela okulasi.
Selanjutnya jendela okulasi dibuka dengan cara
memotong lidah jendela okulasi.
3.Keberhasilan okulasi dapat diketahui dengan cara
membuat cungkilan pada perisai mata okulasi di luar
matanya. Apabila cungkilan berwarna hijau berarti
okulasi dinyatakan berhasil.
4.Okulasi yang berhasil ditandai dengan cara
mengikatkan bekas potongan plastik okulasi pada
bagian batang Pencabutan bibit hasil okulasi untuk dijadikan stum
mata tidur dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
dengan menggunakan cangkul dan alat dongkrak bibit
(pulling jack).
Sumber:
1. Pengelolaan Bahan Tanam Karet. 2003. Pusat Penelitian
Karet. Balai Penelitian Sembawa
2. Delabarre, M. 1994. Rubber-A Pictoral Technical Guide For
Smallholders. CIRAD-CP
Pencetakan Leaflet ini didanai oleh SRAS-CFC Project.
Post a Comment