Apa gunanya kita bersekolah? Mencari kepintaran? Mencari kepandaian? Mencari ilmu?
Coba anda bayangkan jika di sekolah tidak ada nilai dan ijazah, apakah anda masih akan bersekolah?
Nilai ujian sebenarnya hanyalah tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran. Sedangkan ijazah hanyalah penghargaan yang diberikan kepada siswa karena kerja kerasnya selama bersekolah.
Tapi bagaimana kenyataannya sekarang? Nilai ujian lebih diutamakan daripada proses pembelajaran. Hal itu terlihat di sekolah-sekolah saat ini. Siswa yang nilai ujiannya bagus dianggap siswa yang pintar. Begitu pula saat Ujian Nasional, siswa yang nilainya memenuhi standar dianggap lulus, tanpa memperhatikan kesehariannya belajar dan caranya mengerjakan ujian (bisa saja kan saat Ujian Nasional dapat “wangsit” mendadak).
Tapi apa benar siswa yang nilainya bagus adalah siswa yang pintar? Belum tentu. Coba lihat ke sekolah-sekolah. Bandingkan jumlah siswa yang menyontek saat ujian dan siswa yang mengerjakan pekerjaannya sendiri saat ujian. Akan terlihat perbandingan yang sungguh menakjubkan. Hal itu bukan hanya terjadi di SD, SMP, atau SMA saja, bahkan di universitas pun kegiatan menyontek ini seperti membudaya.
Semua siswa pasti ingin dianggap pintar. Dan kepintaran seorang siswa identik dengan nilai yang bagus. Itulah salah satu sebab siswa menyontek untuk mencari nilai yang bagus.
Lalu bagaimana solusinya? Ingat sekolah adalah tempat belajar dan sekolah bukan hanya tempat mencari ijazah. Belajar bukanlah usaha untuk mencari nilai. Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.
Jadi apa gunanya sekolah
Coba anda bayangkan jika di sekolah tidak ada nilai dan ijazah, apakah anda masih akan bersekolah?
Nilai ujian sebenarnya hanyalah tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran. Sedangkan ijazah hanyalah penghargaan yang diberikan kepada siswa karena kerja kerasnya selama bersekolah.
Tapi bagaimana kenyataannya sekarang? Nilai ujian lebih diutamakan daripada proses pembelajaran. Hal itu terlihat di sekolah-sekolah saat ini. Siswa yang nilai ujiannya bagus dianggap siswa yang pintar. Begitu pula saat Ujian Nasional, siswa yang nilainya memenuhi standar dianggap lulus, tanpa memperhatikan kesehariannya belajar dan caranya mengerjakan ujian (bisa saja kan saat Ujian Nasional dapat “wangsit” mendadak).
Tapi apa benar siswa yang nilainya bagus adalah siswa yang pintar? Belum tentu. Coba lihat ke sekolah-sekolah. Bandingkan jumlah siswa yang menyontek saat ujian dan siswa yang mengerjakan pekerjaannya sendiri saat ujian. Akan terlihat perbandingan yang sungguh menakjubkan. Hal itu bukan hanya terjadi di SD, SMP, atau SMA saja, bahkan di universitas pun kegiatan menyontek ini seperti membudaya.
Semua siswa pasti ingin dianggap pintar. Dan kepintaran seorang siswa identik dengan nilai yang bagus. Itulah salah satu sebab siswa menyontek untuk mencari nilai yang bagus.
Lalu bagaimana solusinya? Ingat sekolah adalah tempat belajar dan sekolah bukan hanya tempat mencari ijazah. Belajar bukanlah usaha untuk mencari nilai. Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.
Jadi apa gunanya sekolah
Post a Comment